Gus Dur dan Humor Madura: Siapa Berani Nasihati Presiden?
NU Online · Sabtu, 14 November 2020 | 07:00 WIB
Patoni
Penulis
Alkisah ada pemuda Madura bernama Tolak mengikuti rapat di Partai Demokrasi. Tolak merupakan seorang aktivis yang sudah malang-melintang di dunia organisasi, termasuk di partai.
Ceritanya, semua tokoh di partai tersebut membicarakan cara paling ampuh dan siapa yang akan sanggup menasihati Presiden Gus Dur.
Dalam perbicangan itu, semua putus asa karena Presiden RI keempat ini dikenal keras kepala, terutama kalau sudah menyangkut prinsip yang ia yakini.
Ya, semua pusing. Menjadi Ketua MPR belum tentu didengar presiden. Menjadi Ketua DPA (kini Wantimpres) apalagi.
Tetiba dalam rapat tersebut yang baru selesai larut malam, semua kaget. Pak Tolak angkat tangan. Aktivis yang juga berambisi menjadi presiden itu menyatakan sanggup menasihati presiden.
“Caranya bagaimana Pak Tolak?” tanya pimpinan rapat.
“Gampang, kasih saya waktu 3 bulan,” jawab Pak Tolak dengan logat khas Maduranya.
“Caranya?”
“Gampang, sor mejo keh ulane jo gelo wis carane, yaitu lain lubuk lain ikannya, biarkan setiap orang punya ciri khas sendiri-sendiri,” ujar Pak Tolak diplomatis.
“Maksude opo (maksudnya apa)?” pimpinan rapat tanya lagi.
“Lah iya, masa sih Gus Dur nanti nggak mau mendengar nasihat seorang presiden,” kata Pak Tolak. (Fathoni)
Sumber: buku “Kelakar Madura Buat Gus Dur” (Sujiwo Tejo, 2018)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua