Nasional

Hadiri Rakernas Al-Washliyah, Ketua PBNU: Ormas Islam Harus Kompak

Sabtu, 11 Juni 2022 | 17:51 WIB

Hadiri Rakernas Al-Washliyah, Ketua PBNU: Ormas Islam Harus Kompak

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof H Moh Mukri. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof H Moh Mukri menghadiri agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Al-Jam’iyatul Washliyah atau Al-Washliyah, di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (11/6/2022) sore. Ia hadir mewakili ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan datang bersama Ketua Lembaga Dakwah (LD) PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab).


Dalam forum itu, Prof Mukri menyampaikan tentang pentingnya kekompakan yang harus dilakukan oleh ormas Islam dalam membangun bangsa dan negara. Ia pun menuturkan bahwa kehadirannya itu pun sebagai bukti bahwa PBNU dan Al-Washliyah mampu bersinergi untuk membangun masyarakat secara bersama-sama.


“Ini sebagai bentuk kekompakan kita. Kita menunjukkan bahwa NU bersama ormas-ormas Islam yang lain memang punya peran memajukan bangsa dan negara. Kehadiran PBNU adalah bukti bahwa NU dan Al-Washliyah mampu bersinergi membangun masyarakat bersama-sama,” ungkap Prof Mukri, kepada NU Online.


Selain itu, pertemuan tersebut adalah sebagai sebuah ekspresi dari persaudaraan yang harus terus dijalin. Lebih jauh, Prof Mukri mengingatkan bahwa di NU dikenal dengan istilah tri ukhuwah atau tiga model persaudaraan yang harus dibangun. Ketiga itu adalah ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).


“Hal-hal seperti ini (ukhuwah) harus selalu kita gaungkan. Kalau ingin jadi ormas yang maju dan berjaya, tidak ada pilihan lain kecuali kita harus siap menjadi pemersatu,” ungkap profesor asal Lampung yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar itu.


“Kita harus menjadi Islam yang berwawasan wasathiyah, di samping kita juga harus sedia untuk menjadi agen perubahan. Karena dunia tidak pernah berhenti dan bergerak dari waktu ke waktu. Ini makna kehadiran NU di tengah rapat kerja Al-Jam’iyatul Washliyah,” imbuh Prof Mukri.


Sementara Ketua Umum Pengurus Besar Al-Washliyah KH Masyhuril Khamis mengungkapkan bahwa momentum Rakernas kali ini sangat luar biasa, karena bisa mendudukkan tokoh NU, Muhammadiyah, MUI, dan pemerintah. Forum ini menjadi upaya untuk menyejahterakan umat ke depan dari sisi agama dan ekonomi.


“Saya yakin pada suatu saat, umat Islam akan menjadi penentu terbaik untuk kehidupan negeri yang tercinta ini,” ungkap Kiai Masyhuril.


Menurutnya, membangun jembatan penyeberangan semua orang bisa melakukan. Namun membangun jembatan hati tidak semua orang mampu melakukannya. Ia bersyukur karena hari ini, Al-Washliyah telah menyambungkan jembatan hati itu.


“Kami yakin NU, Muhammadiyah, Washliyah, MUI insyaallah pada saatnya kita akan melakukan pertemuan yang lebih dari ini, dihadiri oleh tokoh-tokoh NU, Muhammadiyah, MUI. Kami berharap pada saatnya,” katanya.  


Ia mengharapkan agar ke depan, bisa diadakan forum silaturahim nasional yang bisa difasilitasi oleh salah satu ormas, baik Al-Washliyah, NU, atau pun Muhammadiyah. “Dengan demikian, kita bisa mengatakan inilah yang disebut Indonesia dengan Islam wasathiyah. Insyaallah,” pungkas Kiai Masyhuril.


Selain Prof Mukri dari PBNU, Al-Washliyah juga mengundang Ketua PP Muhammadiyah H Anwar Abbas, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) H Amirsyah Tambunan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) H Erick Thohir.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin