Nasional

Kemendikbud Harap Pramuka Ma’arif NU Kuasai Ilmu Risk 'Taker'

Sabtu, 31 Agustus 2019 | 04:00 WIB

Kemendikbud Harap Pramuka Ma’arif NU Kuasai Ilmu Risk 'Taker'

Sekretaris  Jendral Kemebdikbud RI, Didik Suhardi saat menjadi narasumber pada kegiatan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Satuan Komunitas Pramuka LP Ma’arif NU di Rivoli Hotel di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8) (Foto: Jajang Nurdin/NU Online)

Jakarta, NU Online
Pendidikan dasar dan pendidikan karakter kepada siswa-siswi di sekolah bisa dilakukan di beberapa kegiatan ekstra kulikuler di sekolah/madrasah yang dinaungi Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia, salah satunya kegiatan Pramuka.
 
Kegiatan Pramuka menjadi harapan Kementerian dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI untuk menanamakan nilai-nilai karakter positif pada peserta didik antara lain kerja keras menuntut ilmu, serius, berfikir kritis dan kerja sama. Paling penting, menurut Kemendikbud, Pramuka harus menguasai ilmu risk taker yaitu ilmu berani mengambil risiko. 
 
Pernyataan tersebut dikemukakan Sekretaris  Jendral Kemebdikbud RI, Didik Suhardi saat menjadi narasumber pada kegiatan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Satuan Komunitas Pramuka LP Ma’arif NU di Rivoli Hotel di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8).
 
Menurut Didik, jika anak Pramuka menguasai ilmu risk taker  maka siswa tersebut lebih kaya ide dan terus memperbaharui siklus perencanaan hidupnya. 
 
"Generasi inilah yang akan inovatif dan kreatif, dia tidak akan berhenti membuat siklus, selalu modernasi dan disesuaikan dengan zaman. Mari, sekolah di Ma’arif mulai berani mengajarkan anak-anak kita ilmu risk teker," katanya dihadapan ratusan Pengurus Wilayah Sako Pramuka Maarif NU se-Indonesia. 
 
Ia mengatakan, konsep tersebut sesuai dengan tantangan bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia beberapa tahun ke depan, di mana usia muda akan mendominasi dan menentukan arah baru Indonesia dari berbagai bidang. 
 
Pada persoalan peningkatan ekonomi bangsa, lanjut Didik, manusia risk taker mampu menciptakan lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan. Sebagai tindak lanjutnya, ia menginginkan semua lembaga pendidikan di Indonesia meningkatkan kualitas lulusannya melalui berbagai kegiatan seperti Pramuka. 
 
"Pendidikan kita harus bagus tidak ada pilihan, bonus demografi akan jadi bonus kalau pendidikannya, kesehatannya, bagus. Ketika usia produktif pendidikannya kurang bagus dan kesehatannya kurang bagus akan menjadi beban. Ketika produktivitas anak muda rendah justru mengurangi produktivitas bangsa ini," ujarnya. 
 
Selanjutnya, cara agar ilmu tersebut bisa tertanam pada diri siswa antara lain dengan menerapkannya melalui kurikulum pendidikan. LP Ma’arif sebagai lembaga pendidikan bukan milik pemerintah ujar dia bisa lebih leluasa tanpa prosedur yang bertele-tele dalam hal menerapkan kurikulum. 
 
Sementara itu, Ketua PP LP Ma’arif NU KH Z Arifin Junaidi menegaskan untuk mempercepat peningatan kualitas pendidikan bagi siswa-siswi di sekolah Ma’arif NU terutama bagi Pramuka di seluruh Indonesa pihaknya akan menyelenggarakan pertemuan siswa-siswi dari Sabang sampai Merauke melalui perkemahan nasional di Lampung pada 2021 mendatang. 
 
"Dengan begitu banyak yang akan ditanamkan nilai-nilai Kepramukaan," ucapnya.
 
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan