Nasional

Ketua RMI PBNU Sampaikan 3 Hal yang Perlu Dicermati Nahdliyin

Jumat, 10 Februari 2023 | 15:15 WIB

Ketua RMI PBNU Sampaikan 3 Hal yang Perlu Dicermati Nahdliyin

RMI PBNU Goes to Pesantren di Pondok Pesantren Al-Hidayah, III Ketegan, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin (6/8/2023).

Sidoarjo, NU Online

Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) KH Hodri Ariev mengungkapkan bahwa peringatan satu abad NU harus digunakan sebagai muhasabah untuk meningkatkan kemampuan diri dalam menyikapi perkembangan zaman.

 

Hal itu disampaikan saat kegiatan RMI PBNU Goes to Pesantren bersama Duta Santri Nasional di Pondok Pesantren Al-Hidayah III Ketegan, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin (6/8/2023).

 

"Sebagai pembelajar sepanjang hayat, santri harus mampu menjadi tauladan dalam mewujudkan tata peradaban kehidupan masyarakat yang lebih baik. Dengan demikian, maka santri harus menjadi bagian dari masyarakat seutuhnya,” katanya.


Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Silo, Jember ini juga menyampaikan bahwa setidaknya ada tiga hal yang perlu dicermati Nahdliyin. Pertama, orang NU itu tergambarkan dari cara berpikirnya yang fleksibel dan luwes dalam menghadapi masalah keummatan dan kebangsaan yang ada. 


Kedua, amaliah guru dan kiai adalah tauladan yang tidak pernah ada habisnya untuk dijadikan bekal dalam mengarungi kehidupan. Ketiga, gerakan atau aktivitas sosial santri selalu berada dalam koridor memberi manfaat, menyelesaikan masalah sebaik mungkin dengan melihat dan mempertimbangkan berbagai solusi yang berpijak pada kaidah fiqih.


“Di sinilah keberadaan santri harus mampu melebur menjadi satu dalam masyarakat, membantu menyelesaikan setiap problem keummatan yang ada. Sebab secara umum, keberadaan santri dan pondok pesantren memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam masail diniyah, tapi juga masa'il insaniyah dan wathaniyah," ungkap kiai Hodri.


Sementara itu, Sekretaris RMI PBNU Nyai Hj Hindun Anisah menyampaikan bahwa gelaran acara yang dipersipakan cukup singkat ini disambut dengan antusias, semarak dan meriah oleh keluarga besar Pesantren Al-Hidayah. "Ini adalah bagian dari kerja kelembagaan RMI PBNU untuk menyapa dan memberikan motivasi kepada para santri, sharing dan bertukar informasi tentang tantangan dan peluang santri di era 4.0", ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri, Jepara, Jawa Tengah itu.


Konsep kegiatan yang santai, hangat dan penuh dengan semangat ini menjadi energi positif bagi pengurus RMI di PBNU. “Bahwa keberadaan santri, pesantren dan kiai hingga detik ini masih mampu memberikan pengaruh positif dalam mengisi ruang-ruang publik, memberi manfaat dalam pembangunan karakter generasi penerus bangsa dalam menciptakan tata peradaban masyarakat yang lebih baik,” pungkasnya.


RMI Goes to Pesantren ini dimeriahkan dengan talk show oleh Duta Santri yang diwakili oleh Syifa' Nurda Mu'affa, M. Ikhsan Kamaluzaman, dan Intan Budiana Putri ini disambut hangat dan dibuka secara langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah KH Muhammad Syafi' Misbah.


Dalam sambutannya, Kiai Syafi’ mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran para pengurus RMI PBNU yang telah berkenan mengunjungi ponpes Al-Hidayah.


“Ini merupakan anugerah terbesar yang kami rasakan dalam menyambut puncak resepsi acara Satu Abad NU. Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih, semoga silaturrahim ini membawa manfaat dan keberkahan bagi keluarga besar kami di ponpes Al-Hidayah,” kata santri KH Maimoen Zubair Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu.


Dalam menjemput abad kedua NU, Ning Ulvi sebagai bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hidayah berharap agar RMI PBNU di semua tingkatan kepengurusan menjadikan silaturahim ke berbagai pesantren di seluruh indonesia menjadi agenda rutin untuk membangun kedekatan dengan pesantren dan memberikan motivasi santri dalam menghadapi tantangan dan perkembangan zaman.
 

Gelaran acara Silaturahim dan Talk Show mengangkat tema "NU dan Santri: Dulu, Sekarang, dan Nanti". Kegiatan ini diselenggarakan oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyyah PBNU sebagai ikhtiar memperkenalkan NU dengan bahasa millenial.


Selain untuk menyemarakkan rangkaian kegiatan resepsi puncak Satu Abad NU, kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai upaya RMI dalam merealisasikan misi "Merawat Pesantren dalam Membangun Peradaban".


Kontributor: Shofi
Editor: Syakir NF