Warta HARLAH KE-82 NU

Para Kiai Silaturrahim dengan Wapres

Sabtu, 2 Februari 2008 | 19:19 WIB

Jakarta, NU Online
Sekira 300 ulama dan para kiai Nahdlatul Ulama (NU), Sabtu (2/2) malam, melakukan silaturrahim dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Silaturrahim itu merupakan bagian dari rangkaian puncak peringatan Hari Lahir ke-82 NU yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (3/2) pagi ini.

Sejumlah tokoh NU hadir pada acara itu, antara lain, KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum Pengurus Besar NU), KH Said Agil Siradj (Ketua) KH Ma'ruf Amin (Rais Syuriah), KH Muchith Muzadi (Mustasyar) Khofifah Indar Parawansa (Ketua Umum Muslimat NU). Tampak pula Menteri Agama Maftuh Basyuni dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.<>

Tidak hadir dalam acara itu Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudh, Wakil Rais Aam KH Tolhah Hasan, mantan ketua umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

KH Said Agil Siradj, dalam sambutannya, mengatakan, acara silaturrahim itu merupakan bagian dari rangkaian puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-82 NU yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (3/2).

Puncak peringatan Harlah sendiri, jelasnya, merupakan upaya mempertegas kembali Khittah NU 1926. “Kita ingin mempertegas bahwa NU kembali pada Khittah-nya, Khittah 1926 bahwa NU merupakan organisasi keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan. Non politik (tidak berpolitik praktis),” terangnya.

Selain itu, pada hajatan akbar yang bakal dihadiri 300 ribu massa Nahdliyin tersebut, merupakan upaya NU untuk memperkuat Ahlussunnah wal Jamaah, paham Islam moderat. Saat ini, katanya, sedang terjadi ‘perang ideologi antara liberalisme dan fundamentalisme.

“Terjadi tarik-menarik antara ‘kanan’ (fundamentalisme) dan ‘kiri’ (liberalisme). Kanan yang jumud (kaku) dan kiri yang terlalu bebas. Nah, NU yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah adalah moderat, tidak ekstrim kanan, tidak ekstrim kiri,” terang Kang Said-begitu panggilan akrabnya.

Ia menambahkan, NU juga ingin mewujudkan Islam kaffah (menyeluruh). “Tapi, Islam kaffah, menurut NU adalah Islam yang beradab, Islam yang berpendidikan, Islam yang berbudaya,” jelasnya. (rif)