Warta

Ulama Harus Bisa Manfaatkan Teknologi Informasi

Ahad, 2 Maret 2008 | 22:47 WIB

Padang, NU Online
Perkembangan teknologi di bidang informasi yang disusul dengan penyebaran informasi dari dan ke seluruh dunia sedemikian cepatnya menyebabkan problem masyarakat semakin beragam. Para ulama tidak bisa menutup dari dari kenyataan itu, malahan harus bisa mengambil manfaat dari perubahan itu.

Ketua Lembaga Dakwah NU Sumatera Barat Ust. Wakidul Kohar mengatakan, para ulama dan ilmuan tidak dapat menutup diri dari perubahan dengan mengampanyekan semboyan ’kembali kepada ajaran murni’, karena ajaran Islam justru memberikan peluang untuk maju dan berubah.<>

”Perubahan cara berkomunikasi itu membuka kemungkinan bahwa orang yang berada di belahan bagian timur akan tahu apa yang terjadi pada belahan dunia bagian barat hanya dalam hitungan detik. Bahkan lebih dari itu, manusia bisa saja mengikuti terjadinya sebuah peristiwa detik demi detik,” katanya di di Padang, Sumatera Barat, Ahad (2/3).

Dikatakannya, mayoritas ulama dan intelektual Islam masih miskin informasi di tengah kekayaan khazanah informasi Islam, terkait dengan perkembangan pemikiran maupun pola-pola pembangunan sosial, ekonomi, politik, dan pendidikkan ahlak.

“Banyak yang merasa tidak aman dengan perubahan di setiap abad. Karena tidak merasa aman, maka yang muncul kemudian adalah komunikasi defensif, rival dari komunimasi supportif yang sebenarnya ada manfaatnya untuk Islam,” kata Kandidat Doktor Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta itu.

Namun di sisi lain tantangan terbesar bagi perkembangan teknologi di bidang informasi adalah dampak psikologis berupa adiksi atau ketergantungan yang berlebihan terhadap beragam informasi.

“Kita sering menjadi konsumen informasi, dan bukan produsen infrormasi. Padahal Islam pada awalnya adalah merupakan tumpuan informasi manusia ketika itu. Atau tepatnya Islam pernah menjadi pusat peradaban dunia. Para ulama dan inteltual ketika itu adalah orang-orang yang suka terhadap Ilmu apa saja,” lanjutnya. (nam)